Tiap 1 Suro, Lurah atau Kades Traji harus menjalani ritual manten. Yakni mereka berpakaian temanten adat jawa, lalu diarak dari balai desa menuju ke sumber mata air yang bernama sendang Sidhukun.
Sendang Sidukhun ini tidak jauh dari balai desa dan bersamaan dengan kirab tersebut adalah membawa gunungan berisi hasil bumi dan sesajian.
Di Sendang Sidukhun itu Kades Traji menjalani ritual pernikahan. Baik itu saat kadesnya lelaki maupun perempuan.
Usai prosesi pernikahan itu. Kades membaca sejumlah doa untuk diri dan keluarga serta kesejahteraan masyarakat Desa Traji yang dilanjutkan pembagian hasil bumi di gunungan pada warga.
5. Ritual Suci di Makam Sesepuh Pertama Gunung Kawi
Di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang tiap malam satu suro juga menggelar tradisi unik.
Tradisi ini yakni ritual suci di malam keramat Kyai Zakaria atau Eyang Junggo dan Iman Soedjono, yang diyakini sesepuh pertama di daerah tersebut.
Sebagai rangkaian ritual warga menggelar kirab sesaji mengelilingi desa di kawasan Gunung Kawi. Menjadi keharusan bagi warga yang terlibat untuk mengenakan pakaian tradisional Jawa.
Usai berkeliling desa, gunungan sesaji dan aneka makanan dibawa ke makam Eyang Junggo dan Iman Soedjono. Setelah bedoa gunungan tersebut dibagikan pada warga.
Puncak perayaan satu suro di Gunung Kawi berupa pembakaran sangkala, yakni patung raksasa yang melambangkan sifat jahat.
Arti dari rirual ini adalah masyarakat terjauh dari sifat jahat dan tamak, serta terhindar dari malapetaka.*