Baca Juga: Tips Hidup Sehat Hemat Versi Dokter Andi Khomeini Takdir, Cobalah
Angin dingin menyeruak dari pintu yang terbuka. Tetapi … tidak ada sesiapa di sana. Aku menggigil.
Ketika kuberanikan menutup pintu, saat itulah El berteriak dari kamar. Cekatan aku berlari dan melihatnya terduduk di lantai dengan tangan menyembah di atas kepala.
“Maafkan aku Emi. Maafkan,” isaknya menyembah pada ruang kosong. Mungkin, Emi, istrinya ada di sana dan siapa tahu malah siap membunuhnya.
El kelelahan hingga pingsan. Ketika ia sadar, aku mengikutinya. Ia berlari ketakutan ke kantor polisi di mana Dul ditahan atas kasus pembunuhan Emy.
El akhirnya mengaku bahwa dialah telah pembunuh Emy, bukannya Dul. (Seperti dikisahkan Erlina Siahaan di Koran Merapi) *