harianmerapi.com - Selama ini emak dikenal sebagai dukun karena mememiliki prewangan atau makhluk halus yang bisa membantu.
Namun sejak emak meninggal dunia maka beban hidup yang ditanggung anaknya, Partini (nama samaran) lebih berat.
Dirinya harus menjadi tulang punggung keluarga. Beruntung ada salah satu kerabat yang mengajaknya bekerja menjadi pramuniaga sebuah toko.
Baca Juga: Lima Peran Profesional Guru PAUD Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini, Salah Satunya Sebagai Pelatih
Waktu bekerja pagi hingga sore hari sehingga malam harinya masih bisa menemani dua adiknya yang masih sekolah SMP di rumah.
Saat emaknya masih hidup Partini yang masih belum menikah di usia menginjak 30 tahun tidak pernah merasakan sulitnya mencari uang.
Setiap harinya dia menjadi ‘asisten’ emaknya yang dikenal sebagai orang pintar. Partini bertugas menyediakan semua piranti ritual yang dibutuhkan,
dari kemenyan, bunga tujuh rupa, minyak wangi hingga membuat kopi untuk suguhan para pasien yang datang.
Baca Juga: Petung Jawa Weton Rabu Legi 16 Maret 2022, Bakat Ikut Numpang, Bisa Jadi Pegawai, Tekun dalam Agama
Setiap hari belasan hingga puluhan tamu selalu datang dengan beragam hajat dan keperluan.Banyak yang berjodoh setelah mendapat bantuan spiritual emaknya yang dikenal dukun prewangan itu.
Dari mendapatkan ‘salam tempel’ tamu yang datang itu, keluarga mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Bapaknya sendiri sudah meninggal sejak dua adiknya masih kecil-kecil.
Kejadian aneh terjadi saat suatu hari Partini sedang bekerja. Saat melayani pembeli, tiba-tiba perempuan itu terduduk lemas.
Teman-temannya berusaha menolong. Namun tidak lama kemudian Partini berteriak-teriak keras seperti kesurupan.
“Emoooh! Ora sudiiiii...! Jangan ikut aku,” teriak Partini berulang-ulang dengan mata membeliak liar.