harianmerapi.com - Melakukan aborsi merupakan tindakan ilegal. Namun masih saja ada bidan yang mau melakukan, jadinya sering pula menimbulkan horor di rumah praktiknya karena arwah bayi suka gentayangan.
Terbayar sudah kerinduan Ningsih (bukan nama sebenarnya). Setelah lebih setahun tak bertemu bisa melepas rindu dengan Mbak Yu Darmi (nama samaran).
Ia adalah kakak perempuan satu-satunya yang bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga di kota si sebuah rumah bidan. Dirinya hanya datang bersama bayinya yang baru berusia 8 bulan.
“Anakmu luemu Ning, ya ganteng pisan,” kata Yu Darmi sambil menciumi pipi keponakannya yang montok menggemaskan.
“Maaf ya pas kamu melahirkan aku ndak bisa pulang karena ndak dapat izin cuti,” ujar Yu Darmi lagi.
Ningsih hanya mengangguk. Dirinya merasa prihatin dengan kehidupan Yu Darmi. Sejak suaminya yang bekerja sebagai sopir angkutan meninggal dunia karena kecelakaan, Yu Darmi memutuskan bekerja dikota besar menjadi pembantu rumah tangga.
Beberapa kali ganti majikan hingga akhirnya bekerja di rumah salah satu keluarga bidan. Yu Darmi hanya pulang ke desa setahun sekali saat lebaran Idul Fitri.
Baca Juga: Tujuh Metode Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, Salah Satunya dengan Metode Bermain
Ningsih sendiri baru dua kali datang ketempat kerja Yu Darmi. Yu Darmi merasa beruntung karena keluarga Bidan yang hidup menjanda itu, sedang liburan ke Bali sehingga bisa bebas ngobrol melepas rindu dengan adiknya, tanpa harus diganggu dengan pekerjaan.
Menjelang malam Ningsih sudah hendak menidurkan anaknya di kamar belakang. Yu darmi sendiri memilih tidur di ruang tidur tamu.
“ Kamu tidur sama anakmu saja, biar tidurnya angler. Aku tak tidur di kamar tidur tamu, mumpung ndak ada juragan,” seloroh Yu Darmi.
Didorong rasa letih, setelah anaknya tidur Ningsih terlelap. Dirinya tergeragap bangun ketika anaknya nangis minta disusui.
Masih dengan mengantuk Ningsih menyumpalkan puting susunya kemulut anaknya.Tiba-tiba Antara sadar dan tidak, telinganya mendengar suara-suara lirih,