harianmerapi.com - Adanya pandemi memaksa sebuah asrama ditinggal penghuninya. Ternyata digantikan oleh hantu sehngga jadi angker.
Hari ini adalah hari pertama Lastri tiba di Yogyakarta, kedatangannya kali ini tentu karena suatu alasan.
Pilihannya kembali ke Yogyakarta bukanlah pilihan yang tepat. Tapi bagi Lastri tugas dan tanggung jawabnya mengalahkan ketakutan akan corona.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 1: Jadi Preman Kampung Hanya karena Mencari Perhatian Orangtua
Orang tuanya pun tidak mengizinkan untuk kembali ke Yogyakarta. Tapi tak ada pilihan lain baginya, selain kembali dan merajut impian.
Sudah delapan purnama Lastri tak menginjakan kakinya di asrama, begitu juga dengan teman-temannya. Semenjak pandemi asrama tak lagi di huni karena perkulian dilakukan secara daring.
Para penghuni asrama pun kembali ke tempat asal mereka. Sesampainya di asrama Lastri begitu terkejut mendapati keadaan asramanya.
Rumput ilalang yang kian meninggi, di tambah lagi ubin berlumut juga sampah yang berserakan memberi kesan angker.
Baca Juga: Mengenal Allah Melalui Penciptaan Alam Semesta
“Lastri!” sapa Nur.
“Alhamdulilah aku pikir aku akan menjadi satu-satunya penghuni di asrama.”
“Sementara waktu kita tidak boleh tidur satu kamar, jadi kau menempati kamar Arin."
Awalnya Lastri ragu menempati kamar Arin. Lastri harus melewati lorong terlebih dahulu dan letaknya lumayan jauh dari kamar Nur.
Lastri pun membersihkan kamar Arin yang diselimuti debu juga kecoa yang berlarian. Selain bentuknya yang tak lagi indah, Lastri pun mencium bau aneh.
Baca Juga: Beli Es Krim Gadis Kecil Buang Uang Kembalian Rp500 dan Pengalaman Pertama Masuk Kafe Minum Kopi
Lastri yang nampak kelelahan tidak menghiraukannya. Selepas Isya Lastri pun tertidur dengan pulasnya.