Setelah masuk ke perkebunan karet, suster ngesot itu langsung menghilang. Saat itu, Tantri tak mampu berkata-kata.
Rahangnya serasa mengatup keras. segera dia melanjutkan perjalanannya terus menyusuri jalanan sepi itu. Setengah berlari dia terus melangkah melihat nyala lapu di ujung makam itu. Ya, rumahnya sudah semakin dekat.
“Eh, kamu sudah pulang, Nduk?” sapa ibunya begitu Tantri membuka pintu.
“Uh..oh..uh…” Tantri berusaha menjawab. Tapi lidahnya serasa kelu. Mulutnya sudah beberapa kali dibukanya, tapi kata dan kalimat tak juga bisaa keluar.
“Nduk..kamu kenapa?” ayah dan ibunya panic. Tantri berusaha bicara tapi tidak bisa.
Ya, ternyata karena kaget melihat sosok suster ngesot menyeberang jalan tepat di depannya, Tantri menjadi syok dan tak bisa berbicara lagi.
Selama seminggu sejak kejadian itu, Tantri masih belum bisa bicara. Dia hanya melamun menatap keluar jendela sepanjang waktu. Hingga akhirnya terpaksa Tantri dibawa ke orang pintar untuk diobati. (Seperti dikisahkan Fery Yanni di Koran Merapi) *