"Oke. Aku dan Toni mau jamaah ke masjid. Nanti nyusul ya." kata Pak Rinto berjalan keluar ruangan dengan Toni.
"Oke, Pak." jawab Rudi singkat.
Tinggallah Rudi sendiri di ruangan itu. Dia masih sibuk menyelesaikan desain iklan. Tak terasa waktu semakin mendekati isya.
"Aku salat di ruang deputi sajalah, keburu isya." katanya dalam hati.
Segera dia ambil air wudhu dan sajadah. Saat wudhu dia merasa ada yang janggal, seperti ada yang mengikutinya. Tapi dibiarkan saja. Lalu segera Rudi menggelar sajadahnya di ruang deputi.
Selain lebih bersih, ruang deputi ini lebih lebar dan tanpa sekat. Berbeda dengan ruang kerja pegawai yang bersekat dan sempit.
Awalnya tidak ada yang aneh. Rudi memulai ibadah dengan khusyuk. Tiba-tiba...
Tokk.. tok.. tokk.
Terdengar ketukan tangan di meja. Lalu tak lama kemudian tercium semerbak wangi. Pada saat rukuk kedua, Rudi juga merasa ada yang mengikuti gerakan salatnya. Seperti ada seseorang yang menjadi makmumnya.
Lagi-lagi dia membiarkan gangguan itu. Ia tetap melanjutkan ibadahnya dan mencoba untuk semakin khusyuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Anehnya ketika salam ternyata tidak ada siapa-siapa di belakangnya.
Saat melipat sajadahnya, terjadi lagi hal yang janggal. Tak ada angin kursi deputi tiba-tiba bergeser sendiri. Rudi melihat sendiri kursi itu berpindah tempat.
Padahal tidak ada siapa-siapa disana. Hanya dia sendiri. Seketika wajahnya pucat, keringat dingin keluar. Segera dia keluar dari ruang deputi dan kembali ke meja kerjanya.
Tak lama kemudian Pak Rinto dan Toni kembali dari masjid.
"Lho.. jadinya salat disini to?" tanya Toni.