harianmerapi.com - Sebuah kegagalan rumah tangga, bukan saja suami istri yang merasakan, namun orang tua mereka pun akan turut merasakan kesedihan.
Kepulangan Sisar bersama Rasti membuat Pak Wiryo dan Bu Wiryo terkejut. Selain tidak memberi kabar lebih dahulu, Sisar juga membawa barang cukup banyak, seolah mau pindahan rumah saja.
"Ada apa ini Nduk, kok pulang tanpa memberi kabar lebih dulu," tanya Pak Wiryo.
Baca Juga: Bukan Cinta Sejati 1: Awal Perkenalan Dua Insan Lain Jenis yang Tidak Disengaja
"Pangapunten Pak, tadi tergesa-gesa. Sisar mau pulang ke sini saja kok Pak," jawab Sisar dengan wajah kuyu.
"Lho....pulang ke sini? Maksudnya Sisar mau tinggal bersama Bapak dan Simbok? tanya Pak Wiryo yang kali ini lebih terkejut lagi.
"Nggih Pak."
"Ya sudah, ayo bawa masuk barang-barangmu. Ayo Nduk Rasti, pasti kamu capai, ayo istirahat dulu di dalam," kata Pak Wiryo mencoba menutupi keterkejutannya.
Baca Juga: Lima Keistimewaan yang Dimiliki Seorang Perempuan di Mata Islam
Sementara Bu Wiryo hanya diam saja. Wajah rentanya semakin terlihat sendu, melihat anak kesayangannya pulang ke rumah.
Sepertinya ada masalah besar yang tengah dihadapi, karena Sisar tidak membawa serta suaminya.
Sebenarnya kabar tentang ketidakharmonisan rumah tangga putrinya itu sudah sampai ke telinganya juga. Namun Bu Wiryo tidak menduga jika harus berakhir seperti ini.
Baca Juga: 9 Kyai Sepuh Anggota AHWA Hasil Muktamar NU ke-34 Tahun 2021, Bagini Profil dan Latar Belakangnya
"Tidak usah dipikirkan terlalu dalam Bu, nanti Ibu sendiri yang sakit. Biarlah sekarang Sisar beristirahat di kamarnya. Nanti kalau waktunya sudah tepat, kita ajak bicara ada persoalan apa sebenarnya," kata Pak Wiryo, yang merisaukan kesehatan istrinya.
Maklum, faktor usia telah membuat kesehatan Pak Wiryo bersama istrinya menurun drastis. Terlebih lagi kabar tentang kondisi rumah tangga Sisar, membuat kesehatan Bu Wiryo turun secara drastis.
Sebenarnya Pak Wiryo bukannya tidak mikir. Namun Pak Wiryo bisa lebih meredam perasaannya untuk tidak larut dalam kesedihan.