SEBUAH kamar bisa juga menjadi cerita misteri. Seperti kamar kos di nomor 13, yang banyak kejadian-kejadian aneh singga membuat para penghuninya merasa terganggu.
Koko tertawa ngakak mendengar ujaran Tiyok bernada keluhan. Tiyok berkeluh kesah, sudah tiga hari ini tidurnya terganggu. Setiap akan berangkat tidur, dari dalam tembok belakang lemari pakaian terdengar suara orang mengorok keras sekali.
Ketika bangun, ditelisik, suara itu hilang. Namun terdengar lagi manakala Tiyok berbaring kembali di kasurnya.
Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 1: Banyak Teman Banyak Rezeki
Tiyok menyesal telah memilih kamar nomor tiga belas di rumah kos itu. Semula dia tidak percaya, pada zaman serba digital seperti sekarang ini masih ada makhluk halus yang suka menggoda manusia.
“Kan sudah tak kandhani. Kamar itu ada penunggunya. Kamu ngeyel. Hanya karena mendapat diskon duapuluh lima persen, kamu lantas memilih kamar tersebut,” tutur Koko menyalahkan Tiyok.
“Tapi jangan khawatir. Ada solusinya kok,” sambung Koko. Koko memberi saran, jika tidur tidak usah menggunakan lampu temaram. Tapi tetap menyalakan lampu yang terang benderang.
Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 1: Rumah Tangga Baru yang Sepi
Tiyok menuruti saran Koko. Benar juga. Tidak terdengar suara orang mengorok manakala Tiyok tidur dengan tetap menyalakan lampu yang terang benderang. Tiyok lega meski udara di dalam kamar menjadi lebih panas dan kurang nyaman.
Namun tiga hari kemudian hati Tiyok kembali galau. Pada tengah malam Tiyok terbangun dari tidur lelapnya. Lagi-lagi tidurnya terganggu. Dari dalam tembok belakang lemari pakaian terdengar lagi suara orang mengorok keras sekali.
Untuk keduakalinya Tiyok mengadukan lagi hal tersebut kepada Koko. Masih juga dengan tertawa ngakak Koko menanggapi keluhan temannya itu.
Baca Juga: Dikuasai Sifat Ananiyah, Tobat Baru Hadir Setelah Badan Tak Berdaya
“Aku masih punya solusi lain, Yok. Cobalah. Solusi yang satu ini pasti jos hasilnya,” ujar Koko serius, meyakinkan Tiyok. Lalu berujar panjang lebar.
“Begini, Yok. Panggil Ulo Koros. Suruh dia tidur di kamarmu barang semalam atau dua malam.”
Mendengar kata Ulo Koros, Tiyok langsung faham apa yang dimaksud Koko. Ulo Koros tersebut bukanlah seekor ular. Namun itu adalah nama ‘paraban’ untuk Sukoro, tetangga Tiyok mau pun Koko di desa asal, yaitu desa Duwetrobyong. - Semua nama samaran. (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi)