kearifan

Sunan Geseng makamnya ada di beberapa tempat 3, ajaib luapan mata air berubah menjadi sendang Banyuurip

Rabu, 30 Agustus 2023 | 19:40 WIB
Jalan masuk ke desa Tirto (MERAPI-AMAT SUKANDAR )

HARIAN MERAPI - Sunan Geseng makamnya ada di beberapa tempat 3, ajaib luapan mata air berubah menjadi sendang Banyuurip

Menurut kisahnya, Ki Cakrajaya ditinggal Sunan Kalijaga selama tujuh belas tahun.

Begitu lamanya menunggu, tongkat bambu itu tumbuh dan berkembang menjadi hutan bambu yang cukup lebat, menutup tempat Ki Cakrajaya duduk menunggu kembalinya sang guru.

 Baca Juga: Sunan Geseng makamnya ada di beberapa tempat 1, dikenal sebagai murid Sunan Kalijaga yang taat dan setia

Ketika Sunan Kalijaga kembali dan melihat tempat itu sudah berubah menjadi hutan bambu, Ki Cakrajaya sulit ditemukan.

Agar mudah mencari murid setianya itu, Sunan Kalijaga membakar hutan bambu itu dan tampaklah Ki Cakrajaya di tengah abu rumpun bambu. Dia tidak mati tetapi badannya hangus (geseng).

Dan sejak saat itu, Sunan Kalijaga memanggil Ki Cakrajaya dengan julukan Geseng.

Menurut ceritera legenda versi Purworejo, tempat penantian itu di desa Megulung, di daerah Bagelen. Tetapi menurut legenda versi Yogyakarta, tempat itu ada di desa Muladan yang terletak di Dlingo, Bantul.

Nama itu berasal dari kata “mulad-mulad”, artinya api yang berkobar. Dari desa itu Geseng diajak melanjutkan perjalanan ke arah timur.

 Baca Juga: Sunan Geseng makamnya ada di beberapa tempat 2, saat tempurung cetakan gula jawa dibuka ternyata berisi emas

Di suatu tempat, Sunan Kalijaga menancapkan tongkatnya dan menyembullah mata air. Luapan air dari mata air itu berubah menjadi sebuah sendang, dimana Geseng mandi membersihkan badannya setelah hangus terbakar.

Tempat itu kini bernama Sendang Banyuurip dan sungai tempat mandi Geseng adalah Kedung Pucung. Desa dimana Geseng mulai nyantri dan mengaji kini disebut Ngajen. Desa-desa ini juga berada di wilayah Dlingo, Bantul.

Ceritera legenda versi juru kunci makam Sunan Geseng di Tirto, Mochammad Abdurrohim, Ki Cakrajaya mengikuti Sunan Kalijaga sampai ke Demak.

Ketika para wali mendirikan masjid Demak, Sunan Kalijaga menyumbangkan sebuah ‘saka guru’ atau tiang utama yang dibuat dari tatal (sisa-sisa kayu).

Tiang tatal itu terlalu panjang dan dipotong. Potongan tiang tatal itu diberikan kepada Sunan Geseng untuk dibawa ke kampung halamannya, Bagelen.

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB