Di Laweyan itulah Kyai Ageng Henis dan anaknya Bagus Bancer menyebarkan agama Islam. Sementara itu Bagus Kacung, Ki Penjawi dan Ki Juru Mertani menjadi tamtama di Kesultanan Pajang.
Bagus Bancer menerima ajaran moral dari Sunan Ampel yang sangat terkenal yaitu ‘Moh Lima’, artinya moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat dan moh madon.
(‘moh’ di sini dari kata “emoh” yang artinya ‘tidak mau’). Ajaran ini oleh Bagus Bancer disempurnakan menjadi falsafah ‘Hidup Sempurna Tanpa Cacat’.
Setelah dewasa Bagus Bancer menyiarkan agama Islam dan menolak jabatan di Kesultanan Pajang.
Sang kakak, Kyai Ageng Pemanahan, tertarik untuk memperdalam ilmu agama Islam kepada Sunan Kalijaga bersama Ki Penjawi dan Ki Juru Mertani. (Amat Sukandar/Koran Merapi) *