HARIAN MERAPI - Nyadran di makam Kyai Ageng Karotangan 3, memperdalam agama Islam pada Sunan Ampel.
Yang menarik, di kompleks Pesarean Agung Paremono ada sebatang pohon nagasari tua di depan cungkup makam. Pohon langka ini batangnya sudah kropos berongga, namun masih tumbuh subur.
Pohon ini biasanya ditanam di sekitar makam kerabat kerajaan Mataram. Diperkirakan pohon nagasari ini ditanam pada saat dimakamkannya Kyai Ageng Karotangan pada tahun 1595.
Pesarean Agung Paremono ini ramai dikunjungi peziarah pada malam Jum’at. Setiap tanggal 25 Ruwah di sini digelar acara Nyadran yang dihadiri ribuan peziarah dari masyarakat desa Paremono mau pun dari luar kota.
Di sini mereka mendoakan para arwah dan dilanjutkan Tahlilan serta pengajian.
Namun, Pesarean Agung Paremono keberadaannya belum sepopuler makam Kyai Raden Santri di Puralaya Gunungpring Muntilan yang setiap harinya tak pernah sepi peziarah.
Bahkan masih banyak warga masyarakat Magelang yang tidak tahu keberadaan makam Kyai Ageng Karotangan ini, apalagi sejarahnya.
Siapakah Kyai Ageng Karotangan? Menurut catatan dari berbagai sumber yang berhasil dihimpun oleh pengurus makam ini, R. Widodo S. Pd, Kyai Ageng Karotangan kala kecil bernama Bagus Bancer.
Dia adik kandung Kyai Ageng Pemanahan yang nama kecilnya Bagus Kacung. Tahun kelahirannya diperkirakan antara tahun 1431 - 1481 M.
Mereka putra pasangan Nyi Ageng Henis dengan Kyai Ageng Henis, cucu Kyai Ageng Sela. Masa kecil Bagus Bancer berada di Sela, di daerah Purwodadi Grobogan.
Watak dan kepribadiannya oleh sang kakek dididik dengan sangat disiplin, terutama ilmu agama dan tata susila.
Salah satu ajaran sang kakek adalah ‘Pepali Kyai Ageng Sela’, yaitu ajaran kata-kata hikmah berupa wejangan berbudi luhur.
Sang kakek memerintahkan Bagus Bancer untuk memperdalam agama Islam kepada Sunan Ampel. Kakaknya, Bagus Kacung lebih tertarik mempelajari ilmu pemerintahan bersama Ki Penjawi dan Ki juru Mertani di Kesultanan Demak.