Selain itu, di samping makam terdapat sebuah sendang kecil atau Belik, yang digunakan untuk menyucikan diri sebelum bertirakat.
Dari kesaksiannya, peziarah yang datang ke Makam Ki Ageng Balak mayoritas berikhtiar untuk bisa menyelesaikan masalah.
Menurut Mbah Sidem, biasanya pengacara yang sedang menangani masalah sengketa tanah datang minta berkah ke Makam Ki Ageng Balak.
“Itu, karena balak yang berarti juga tolak bala. Sudah banyak orang yang berhasil karena tirakat di sini,” kata Mbah Sidem.
Menurutnya pula, setiap peziarah yang sudah berhasil harus mengadakan syukuran di Makam Ki Ageng Balak.
Kekeramatan Makam Ki Ageng Balak ini juga terlihat dari masih adanya tradisi tahunan yang rutin diadakan.
Setiap bulan Suro, diadakan tradisi pergantian langse atau kain kafan penutup nisan Ki Ageng Balak.
Baca Juga: Jokowi bertemu PM Anwar Ibrahim dan Malaysia, ini yang dibicarakan
Peziarah pun datang dari berbagai daerah, untuk berebut serpihan kain langse tersebut. *