Saya akhirnya bercerita kepada Kakek akan suara yang kami dengar tadi saat perjanan ke sini,
terdengar suara sapi seperti minta makan di sekitar tanjakan yang terakhir, tempat kami berdua beristirahat.
Haaa ….. haaa…
Setelah mendengar penjelasan dari saya, kakek tertawa.
“Kenapa kakek tertawa ?” lanjut Sigit dengan penuh penasaran Kakek pun memulai dengan ceritanya.
Bahwa suara yang kami dengar tadi adalah suara hantu sapi, kata Kakek untung kamu hanya terdengar suaranya saja.
Jika dulu saat zaman kakek kecil, hantu itu sering muncul berwujud sapi besar putih yang tidur di jalan saat ada orang lewat.
Sahabatku Sigit hanya bisa terpana mendengarkan penjelasan dari kakek, ia mencoba menenangkan dirinya.
Baca Juga: Siapapun bisa jadi korban klitih, pelaku tak pilih-pilih
Seolah ia benar-benar tak percaya atas persitiwa yang baru saja ia alami.
Ruang tamu menjadi hening, minuman teh mendingin tak ada yang menyentuhnya.
Kami berdua hanya saling menyimpan rasa penasaran dalam hati atas kejadian yang baru saja kami alami. - Habis (Seperti dikisahkan Fatkhan Anis di Koran Merapi) *