Akhirnya Ibunya gadungan itu merubah wujudnya Ibunya berubah menjadi Wewe, rambutnya terurai acak acakan matanya melotot, bibirnya berdarah. Pak Wijaya (ayahnya gadungan) berubah menjadi Gendruwo, tubuhnya besar, berbulu, giginya besar-besar mrenges, jarinya besar besar sebesar pisang ambon.
Melihat wujud Wewe dan Gendruwo itu Upik menangis terus akhirnya ia pingsan. Wewe yang menyamar sebagai Ibunya Upik menjadi bingung dan kwalahan mengatasi Upik yang selalu menangis.
Akhirnya wewe itu melemparkan Upik dan jatuh dibawah pohon gayam di pinggir kampung. Kemudian orang orang yang mencari Upik mendapatkan Upik di bawah pohon gayam. Kejadian yang menggemparkan itu terjadi pada waktu penulis baru berusia lima tahun. (Dikisahkan Drs Subagya di Koran Merapi) *