HARIAN MERAPI - Bagian keempat dari cerita misteri mencari pesugihan di Pantai Selatan, akhirnya Pak Giran bisa memiliki rumah mewah dan 4 istri siri
Pagi harinya Nyi Nawangsih memberi satu kotak kepada Pak Giran dan bilang:”Kotak ini kamu buka setelah sampai di rumahmu, jangan sekali-kali dibuka di jalan”.
Pak Giran lalu diantar sampai daratan (pantai). Kemudian Pak Giran pulang ke rumahnya.
Baca Juga: Cerita misteri mencari pesugihan di Pantai Selatan 1, waktunya pada bulan Purnama malam Jumat Kliwon
Sampai di rumah ia membuka kotak tersebut. Pada waktu kotak dibuka, astaga isinya emas dan uang jutaan.
Selanjutnya Pak Giran bekerja seperti biasanya. Namun keadaan warungnya berubah drastis. Dulu warungnya sepi, sekarang bukan main ramainya.
Baru jam 10.00 WIB dagangannya sudah ludes semuanya. Baru 3 bulan setelah ia mencari pesugihan, sudah bisa membeli kios untuk menjual dagangannya (sate).
Enam bulan sekali Pak Giran harus menyediakan tumbal maka yang dijadikan tumbal adalah pembantunya yaitu Radi.
Biasanya Radi yang membawa sate dari rumah Pak Giran ke warungnya. Waktu itu Radi dari rumahnya bersepeda ke rumahnya Pak Giran untuk mengambil sate. Di jalan ia tertabrak mobil meninggal dunia di tempat kejadian.
Kekayaan Pak Giran makin lama makin banyak dan ia sudah termasuk orang kaya. Hal itu wajar karena setiap Jum’at Kliwon ia pasti mendapatkan harta yang banyak.
Setahun kemudian ia harus menyediakan tumbal yang kedua. Maka anaknya yang dijadikan tumbal yang kedua yaitu Yati (masih balita).
Yati meninggal mendadak baru saja bermain lalu jatuh kejang-kejang akhirnya meninggal dunia.
Sudiasih istrinya Pak Giran tahu kalau yang menyebabkan kematian anaknya itu adalah ulah suaminya yang menjadikan tumbal anaknya. Terjadilah perang mulut antara Pak Giran dan istrinya.