HARIAN MERAPI - Sukino, mantan anak buah pejuang PETA Supriyadi, menghabiskan sisa hidupnya untuk merawat makam keramat di puncak Gunung Tutup Ponjong Gunungkidul Yogyakarta.
Sembari merawat makam leluhur di Gunung Tutup Gunungkidul, Sukino mantan anak buah pejuang PETA Supriyadi juga menghabiskan sisa waktu hidupnya untuk memperdalam ilmu spiritual.
Pak Iswandi menceritakan, mantan anak buah pejuang PETA Supriyadi itu juga sering mengembara setelah usai masa perang kemerdekaan RI 1945-1949.
Baca Juga: Polda DIY Tindak Tegas Penjual Minuman Keras, Ratusan Botol Miras Diamankan dari Toko Kelontong
Dia mengatakan, Sukino asli kelahiran desa Genjahan, Ponjong, Gunungkidul. Setelah tidak lagi menjadi tentara di PETA, Sukino pulang ke kampung halamannya.
Pada masa-masa itulah Pak Iswandi mengaku sering diajak mendiang sang ayah ke rumah Sukino di Ponjong, Gunungkidul, tersebut. Selain untuk berguru, juga berziarah ke makam leluhur di Gunung Tutup.
Pak Iswandi yang kelahiran tahun 1951, bahkan tumbuh besar dengan menyaksikan 'keanehan-keanehan' pada diri Sukino.
Pada usia 8 tahun, Pak Iswandi sudah sering melihat Sukino menghilang, atau bisa berpindah tempat dalam waktu sekejap.
"Misalnya saat sama-sama satu mobil menuju Ponjong, tahu-tahu Sukino sudah tidak ada di dalam mobil. Begitu saya dan ayah saya sampai di rumahnya, Sukino ternyata sudah ada di rumahnya itu", kata Pak Iswandi.
Menurut Pak Iswandi, kejadian itu tidak hanya sekali dua kali. Dan, seperti sudah menjadi hal yang lumrah bagi kawan-kawan dekat Sukino dan mendiang ayah Pak Iswandi.
Pak Iswandi sendiri mengaku baru paham betul saat usianya menginjak belasan tahun. Dan, saat itulah dia mulai bertanya-tanya bagaimana bisa Sukino memiliki kemampuan spiritual tersebut?
Singkat cerita ketika Pak Iswandi sudah beranjak dewasa, dia bersama tiga orang teman sedang menghadap Sukino. Seperti biasa, pertemuan itu untuk menimba ilmu yang cukup rutin dilakukan.