HARIAN MERAPI - Bagian kedua atau terkhir dari cerita misteri petualang di balik lensa mistis, harus melakukan ritual untuk mematahkan kutukan.
Juranal lama milik Okta tersebut berisi petunjuk-petunjuk dan catatan mengenai ritual kuno dan simbol-simbol mistis yang terkait dengan gedung rektorat.
Dengan bantuan jurnal Okta, Yuli dan Rani mulai menyusuri jejak-jejak yang ditinggalkan. Mereka banyak bertemu dengan tokoh-tokoh misterius di kampus, termasuk penjaga perpustakaan yang ternyata adalah teman lama Okta dan seorang dosen yang tahu banyak tentang sejarah kampus.
Makin dalam mereka menyelidiki, makin banyak keanehan yang terjadi. Yuli merasa seperti ada kekuatan yang mencoba menghentikan mereka.
Dia mulai mengalami mimpi-mimpi aneh dan melihat bayangan-bayangan dari masa lalu yang seolah hidup di depan matanya.
Rani, dengan kecerdasannya, menyadari bahwa mereka harus melakukan ritual tertentu untuk mematahkan kutukan kamera dan membebaskan Okta yang terjebak dalam waktu. Ritual itu harus dilakukan tepat pada malam purnama di depan gedung rektorat.
Tibalah pada malam purnama, Yuli dan Rani mengumpulkan keberanian mereka dan pergi ke depan gedung rektorat.
Baca Juga: Cerita misteri Mas Anton yang hobi mancing, di malam Jumat Kliwon dapat ikan raksasa siluman
Mereka menyiapkan semua yang diperlukan untuk ritual, mengikuti petunjuk dari jurnal Okta. Saat mereka mulai, angin kencang dan suara-suara aneh mulai terdengar.
Mereka bisa merasakan kehadiran makhluk-makhluk dari masa lalu yang terjebak dalam kutukan. Dengan tekad yang kuat dan bantuan dari penjaga perpustakaan serta dosen, mereka berhasil menyelesaikan ritual.
Cahaya terang menyilaukan muncul dari kamera tua, dan tiba-tiba semuanya menjadi hening.
Kemudian cahaya dari kamera tersebut mereda, Yuli dan Rani mendapati diri mereka masih berdiri di depan gedung rektorat, tetapi dengan perasaan yang berbeda.
Mereka merasa lega dan bebas dari beban yang selama ini mengintai mereka, karena berhasil mengembalikan Okta kepada keluarganya walaupun dengan keadaan sudah tak bernyawa.
Kamera tua itu kini menjadi benda biasa, kehilangan kekuatan mistisnya. Yuli dan Rani memutuskan untuk menyimpan