HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri tentang Pak Kartijo yang memesan peti mati ternyata untuk dirinya sendiri.
Terdengar derai tangis, dan beberapa tetangga dekat sudah berkumpul di rumah Pak Kartijo. Pak Kartijo meninggal dunia barusan.
Padahal Ia tak terlihat sakit, dan tetangga pun mengetahui, jika kemarin Pak Kartijo masih berkegiatan seperti biasa. Bahkan senantiasa menyapa penuh senyum seperti biasa jika berpapasan dengan tetangga-tetangganya.
Baca Juga: Cerita misteri keris pusaka kembali ke pemilik asalnya
Beliau tampak bugar, tak menunjukan jika ia sakit. Seharian kemarin masih beberapa kali naik sepeda motor sendirian.
Oleh karenanya berita itu langsung tersiar, karena banyak tetangga pengin meyakinkan. Banyak yang nggak percaya akan berita yang diterimanya.
Sebaran berita gampang meluas, banyak tetangga berkumpul di rumah Pak Kartijo. Mereka ikut membantu menyiapkan tempat untuk upacara dan Pak Satar selaku ketua RT segera membagi tugas kepada warganya.
Tak begitu lama, rumah dengan halaman luas milik keluarga Pak Kartijo pun tampak ramai, dan
beberapa orang desa yang terbiasa menangani jika ada yang meninggalpun sudah melaksanakan kegiatan masing-masing.
Baca Juga: Ngeri, ada potongan kaki di tumpukan kayu jati untuk bahan bakar lokomotif kereta api kuna
Ada yang mengurus bedah bumi, ada yang harus mengambil meja tempat untuk memandikan jenazah, semua terbagi, bahkan ada juga bendahara yang memakai kas pranata laya mengeluarkan duit untuk seluruh kebutuhan, yang nanti akan diperhitungkan setelah semua selesai.
Namun ketika mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing, semua pada keheranan, karena
tiba-tiba ada sebuah mobil pick up, yang masuk kehalaman dengan membawa sebuah peti mati,
padahal warga yang kejatah membeli peti baru mengukur jenazah untuk segera memesan peti.
Serta merta Pak Sardiman yang dipercaya bagian itu pun segera menemui sopir pembawa peti mati itu, dan setelah menanyakan siapa pemesan, alamat dan kapan dipesan, Pak Sardiman pun tidak percaya.
Baca Juga: Cerita misteri petaka mancing di Embung Kinanthi saat liburan sekolah
Pasalnya, kata sopir yang ternyata pemilik usaha peti itu pun mengatakan, Yang memesan bernama Bapak Kartijo, dipesan kemarin siang, dan saya harus mengantar pada hari ini jam 9 pagi, tidak boleh terlambat, jelas pembawa peti.