kearifan

Di puncak Gunung Balak Pakis Kabupaten Magelang ada makam ‘Pusaka Kalimasada’ yang dibawa Syekh Subakir

Sabtu, 20 Juli 2024 | 17:25 WIB
Foto Lukisan Syeh Subakir (MERAPI-AMAT SUKANDAR)

HARIAN MERAPI - Di puncak Gunung Balak Pakis Kabupaten Magelang ada makam ‘Pusaka Kalimasada’ yang konon dibawa Syekh Subakir.

Sejarah awal masuknya agama Islam ke Tanah Jawa tidak terlepas dari riwayat atau ceritera yang telah melegenda di daerah Magelang,

yaitu peran ulama Syekh Subakir, Syekh Jumadil Qubro, Syekh Maulana Maghribi dan kerabatnya. Konon, para mubaligh dari Jazirah Arab ini mampu dan kuat masuk ke kawasan Tanah Jawa.

Baca Juga: Menteri Bintang Puspayoga ingatkan orang tua jadi panutan anak dalam manfaatkan internet, ini yang harus dilakukan.

Mereka memilih masuk ke Jawa bagian tengah lewat sebuah “gunung” yang letaknya di
tengah-tengah Pulau Jawa. Kala itu daratan Tanah Jawa sangat angker karena dihuni
para jin yang jahat.

Sebelum penghuninya - para jin beserta tentaranya itu - diusir dari Tanah Jawa, para mubaligh itu akan sulit menyebarkan agama Islam di sini. Untuk melawan kekuatan jin yang jahat itu, dari Jazirah Arab mereka membawa sebuah ‘Pusaka Kalimasada’ yang bisa mengalahkan para jin itu.

Konon, sebelum Pusaka Kalimasada ditanam di puncak Gunung Balak, Syekh Subakir bermusyawarah dengan Ki Semar di puncak sebuah gunung tidak jauh dari gunung Balak.

Di puncak gunung inilah peti tempat menyimpan dan membawa Pusaka Kalimasada itu dibuka yang dalam bahasa Jawa: “pethi-ne diudhar”. Tempat itu kemudian dinamakan “Gunung Tidhar.”

Baca Juga: Seluruh ruang dinas di Gedung Pandanaran Semarang digeledah KPK

Dari puncak Gunung Tidar inilah kemudian Pusaka Kalimasada diusung ke arah timur, sejauh 17 kilometer dan dibawa ke puncak bukit untuk dimakamkan sebagai “tumbal” (penolak bahaya) bagi “wong sa-alak-alak” (orang banyak) yang disingkat kata menjadi ‘Balak’. Itulah sebabnya, tempat menanam tumbal itu sampai kini disebut “Gunung Balak.”

Penanaman “Pusaka Kalimasada” di puncak gunung Balak oleh Syekh Subakir dan kawan-kawannya terjadi pada bulan Muharram.

Peristiwa ini bermakna penancapan ‘Kalimah Syahadat’ di jantungnya Tanah Jawa, sebagai tanda masuknya ajaran agama Islam bagi penghuni Tanah Jawa kala itu. Kalimah Syahadat memperkenalkan Tuhan yang Esa, Tuhan yang pantas untuk disembah dan dipuja, Tuhan yang tidak beranak maupun diperanakan.

Juga sebagai Tuhan tempat mengadu dan meminta. Dan mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT.

Baca Juga: Polda DIY Gelar Pelatihan Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan yang Diikuti 3.000 Pengemudi Ojek Online

Gunung Balak di wilayah kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, juga merupakan salah satu tempat spiritual, di mana terdapat sebuah pundhen berupa “makam pusaka” dan dua buah “yoni”.

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB