HARIAN MERAPI - Kisah cerita horor mereka yang di ruang laboratorium 3, saat salat Maghrib seperti ada yang menjadi makmum.
Lutfi mengambil sebuah kain besar di lemari lantas menutupi alat peraga organ tubuh yang menakutkan tersebut. Selanjutnya ia pergi mengambil air wudu untuk salat.
Digelarnya sajadah di lantai ruang laboratorium pada sebuah sudut yang cukup lapang. Saat rakat pertama ia mencoba membaca bacaan salat dengan lirih agar hatinya tenang.
Baca Juga: Cerita horor mereka yang di ruang laboratorium 1, Bibir alat peraga tertempel darah di atas meja
Terdengar ada yang membuka pintu laboratorium pada saat rakat kedua. Setelah itu pundak kanan Lutfi di tepuk oleh sesuatu seperti tangan seraya ada yang ingin salat berjamaah.
Ia mengira bahwa satpam tadi ingin ikut salat maka mulai dikeraskan bacaan salat. Tetapi ketika Al-Fatihah usai dibacakan suara aamiin terdengar riuh dan ramai.
Seperti tujuh hingga sembilan orang lebih mengikuti salat berjamaah jadi makmum. Terlebih Lutfi menyadari tidak
hanya suara laki-laki tetapi ada pula suara perempuan yang tertangkap di telinga.
Merindinglah kembali badannya, bahkan kaki bergetar hingga lemas. Ia tetap berusaha melanjutkan bacaan berikutnya. Di rakaat ketiga, Lutfi merasakan jamaah yang mengikuti salat semakin banyak.
Baca Juga: Cerita horor mereka yang di ruang laboratorium 2, Saat diperiksa satpam semua tampak normal
Terdengar lagi pintu laboratorium beberapa kali terbuka penanda banyak yang masuk di ruangan itu. Salatnya mulai tidak tenang hingga keringat dingin mengucur dan mata Lutfi akhirnya mencoba melirik cermin yang tak jauh di depannya.
Dengan mata yang terbelakak gigi Lutfi menggigit bibir agar tidak berteriak. Di belakangnya tidak ada wujud siapa pun atau sedang mengikuti salat, semua makmum di belakangnya adalah makhluk gaib.
Lutfi ketakukan setengah mati dan mencoba membaca bacaan salat berulang-ulang agar makhluk-makhluk gaib tersebut pergi. Tetapi saat mengucapkan salam tahiyat terakhir.
Para jamaah gaib itu pun turut mengikuti salam. Sontak berbalik badanlah Lutfi ke belakang dan di saat itu ia melihat belasan sosok pocong yang menjadi makmumnya.
Baca Juga: Tapak Suci National Championship VI sukses digelar, ini pesilat putra, putri dan kontingen terbaik
Badan Lutfi mematung melihat sosok-sosok seram itu. Bahkan untuk berkedip pun ia tidak mampu. Sosok pocong-pocong itu menunduk terdiam seperti sedang menenun zikir.