kearifan

Sholawatan Jawa, Warisan Budaya Tak Benda yang dilestarikan warga Sambisari Sleman, ini alasannya

Sabtu, 23 September 2023 | 19:51 WIB
Penampilan grub sholawat Madyo Laras Sambisari (Merapi-Samento Sihono)

HARIAN MERAPI - Dusun Sambisari, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Kalasan, memiliki beragam seni tradisi, dari qasidah hingga macapat. Selain itu, Dusun Sambisari juga melestarikan sholawatan Jawa.

Sholawatan Jawa tersebut menjadi warisan budaya tak benda. Sholawatan jawa senantiasa dipentaskan warga Sambisari, salah satunya dalam gelar potensi budaya memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

Para pelestari seni budaya sholawatan jawa ini tergabung dalam Paguyuban seni budaya Madyo Laras Sambisari. Berdasarkan sejarah di masjid Kagungan Dalem Sambisari, selain peninggalan berupa masjid Kagungan Dalem.

Baca Juga: Poco Fearless Roadshow 2023 hadirkan komunitas generasi muda, berikut ini daftar kota yang disambangi

Dan Pesarean Kagungan Dalem Sambisari. Peninggalan Kyai Chasan Besari dan Raden Kyai Salim yang lain adalah warisan budaya tak benda, salah satunya yakni seni budaya sholawat Madyo Laras Sambisari.

Tri salah seorang warga menjelaskan, grup Madyo Laras ini ada sejak tahun 1770-an silam. Tepatnya sejak berdirinya Masjid dan Pesarean Kagungan Dalem Sambisari yang sampai saat ini masih terjaga kelestariannya.

Alat musiknya yang sederhana selalu mengiringi disetiap penampilan sholawat jawa ini, mulai dari rebana, tambur, kendang maupun tepukan tangan. Meski terlihat sederhana, namun diperlukan kesabaran tersendiri.

Khusunya dalam menentukan serta menselaraskan antara ketukan dan irama antar alat musik tersebut. Sehingga irama yang dihasilkan dari sholawatan jawa ini Seolah kembali ke masa lalu.

Baca Juga: Lima kekuatan generasi qur’ani, diantaranya kekuatan akidah dan akhlak

"Suasananya seperti hidup dan tinggal di pedesaan. Suara sholawatan yang diiringi dengan musik tetabuhan ini terdengar selaras" katanya.

Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Purbodiningrat yang juga suami dari Gusti Kanjeng Ratu Maduretno, putri ketiga Sri Sultan Hamengkubuwono X mengaku, sholawtan jawa di Masjid Kagungan Dalem Sambisari patut dilestarikan.

Pasalnya ada sejumlah pesan moral. Biasanya diselipkan dalam setiap pementasan sholawatan jawa, sehingga penikmat kesenian satu ini semakin mengerti dan memahami pesan agama yang disampaikan.

Digelarnya pentas budaya setiap tahun sekali di Masjid Kagungan Dalem Sambisari ini. Ini menjadi sarana melestarikan sekaligus mengenalkan seni dan budaya sholawatan jawa bagi generasi milenial. *

 

 

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB