HARIAN MERAPI - Mbak Rita adalah janda kembang yang jadi rebutan para lelaki di desanya.
Apa jadinya jika janda kembang itu nekad mandi di belik meski kesorean?
Memang bukan ulah para lelaki biasa, namun jutru cerita misteri yang enimpa si janda kembang Mbak Rita.
Sudah banyak pria berusaha menaklukkan hati Mbak Rita (bukan nama sebenarnya). Janda cantik molek dalam setahun belakangan. Pikir mereka, orang desa seperti Mbak Rita tentu mudah “dibekuk”.
Tetapi tidak seperti itu kenyataannya. Suaminya meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Padahal cinta Mbak Rita kepada sang suami setengah mati.
Namun setelah seratus hari meninggalnya sang suami, semangat hidup Mbak Rita tampak sudah pulih kembali. Persaingan untuk menaklukkan janda cantik ini bukan main sengitnya.
Ada yang pamer kekayaan, pangkat, derajat ketampanan dan lain sebagainya. Ada yang masih perjaka, duda bahkan ada yang beristeri segala.
Bahkan beberapa di antara diduga menggunakan pengasihan, entah itu pengasihan semar mesem atau jarang goyang. Pikir mereka, Mbak Rita, orang desa itu mudah ditaklukkan. Tetapi ternyata amat susah.
Di rumahnya, Mbak Rita dijaga Skubi, anjing kesayangannya. Anjing ras. Posturnya besar, wajahnya garang, matanya nyalang kalau melihat orang asing.
Barangkali karena Skubi-lah tidak ada pria mana pun yang beani menggerilya Mbak Rita. Mbak Rita punya kebiasaan unik sejak muda.
Sesekali dia tidak mandi di rumahnya melainkan mandi di belik yang jaraknya sekitar seratusan meter dari rumahnya. Telaga kecil itu berada di bawah pohon kepuh dengan tajuknya meraksasa.
Airnya bening alami, barangkali itu pulalah yang membuat badannya tetap gersang, yakni tampak seger dan merangsang. Hari itu Mbak Rita mandi ke belik agak kesorean.
“Tak apa-apa, asal cepat-cepat tak keburu dikejar malam,” pikirnya sambil menanggalkan satu persatu pakaiannya. Seperti biasa pakaian itu dia tumbuk di dinding kolam.