HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri Tono yang tersesat ke alam gaib.
Rupanya ia belanja di pasar tradisional pada hari yang salah, sehingga tersesat ke alam gaib.
Apa yang terjadi dengan dengan Tono setelah tersesat belanja di alam gaib?
Baca Juga: Ribuan napi di DIY terima remisi umum HUT ke-78 Kemerdekaan RI, berikut daftarnya
Suatu ketika hari Tono dan istrinya (bukan nama sebenarnya) pergi berbelanja di sebuah pasar tradisonal yang cukup ramai di desanya.
Pasar itu hanya buka setiap hari Senin, Kamis dan Jumat. Para pedagangnya cukup menggelar lapak dagangan di sepanjang sisi jalan, tidak ada tempat khusus seperti kebanyakan pasar umum.
Pasarnya terletak di ujung desa yang berbatasan dengan makam umum.
Seperti biasa, Tono dan istrinya berkeliling pasar berbelanja aneka macam kebutuhan. Mulai dari bumbu dapur, satu sisir pisang untuk membuat kolak, beberapa peralatan dapur yang perlu diganti, sayuran, serta daging .
Beres berbelanja, mereka berjalan keluar meninggalkan pasar menuju sisi barat tempat sepeda motor diparkir. Sambil berjalan Tono memperhatikan sekeliling pasar dan merasakan ada yang aneh dengan pasar ini.
Baca Juga: Aksinya viral di media sosial, ini yang dilakukan jambret terhadap kalung emas hasil kejahatan
Tiba-tiba dia dikagetkan suara istrinya yang menyuruhnya berjalan lebih cepat. Setelah sampai di parkiran, dia segera menaiki motornya tapi anehnya tukang parkirnya kok tidak ada.
Biasanya pasti mendekat kepada orang yang akan meninggalkan pasar untuk menagih uang parkir.
Dan sekali lagi, Tono merasa aneh karena di tempat parkir itu ternyata cuma ada sepeda motornya saja. Padahal saat mereka tiba tadi, banyak sepeda dan sepeda motor yang parkir.
Belum hidup sepeda motornya distarter, mereka dikejutkan suasana pasar yang tiba-tiba berubah menjadi perkuburan umum yang ada di samping pasar. Para penjual dan pembeli yang tadinya ramai, kini tiba-tiba lenyap.
Sang istri yang menyadari keanehan itu segera mengecek barang belanjaannya, gandrik... isinya serpihan kayu, tanah, dedaunan dan bangkai binatang. Kontan saja istri Tono menjerit seraya membuang tas yang dibawanya.
