HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri perempuan berkebaya putih 2, samar-samar terdengar suara rintihan disertai tangisan.
Yang paling membuat aku dan ketiga rekanku heran adalah mesin print yang tiba-tiba menyala dan mengeluarkan cetakan kertas sendiri, padahal kami sudah selesai mencetak lembar nilai.
Sampai saat itu aku masih berpikir mungkin saja cetakan tersebut keluar sendiri karena masih ada file yang tersisa dan belum tercetak.
Baca Juga: Cerita misteri perempuan berkebaya putih 1, bikin merinding komputer dan AC tiba-tiba mati sendiri
Aku memang sempat kesulitan mencetak lembar nilai karena mesin print tiba-tiba mati dan rusak.
Mesin print yang sempat mati itu tiba-tiba menyala dan mengeluarkan dua kertas yang telah terpasang. Segera aku beranjak dari tempat dudukku dengan niat untuk mematikan mesin print agar berhenti mencetak.
Setalah kumatikan, kulihat hanya berisi lembar identitas siswa.
Meskipun ada sedikit rasa takut aku berusaha menenangkan diri dengan tetap berpikir positif bahwa dua lembar kertas yang tercetak adalah kertas yang tadi belum berhasil tercetak karena mesin print yang tiba-tiba mati.
Tapi.... ada yang aneh dengan lembar identitas yang masih ku pegang itu. Sepersekian detik kemudian aku diam, tubuhku kaku dan susah untuk digerakkan, bahkan akupun tak mampu untuk mengibas keringat yang perlahan mengucur dari seluruh badanku.
Baca Juga: Membedah Toyota Land Cruiser 200, yang digunakan Jeje pada ajang AXCR 2023. Berikut spesifikasinya
Melihat aku diam tak bergerak, rekanku mendekatiku. Mereka ikut melihat dan membaca lembar identitas siswa yang masih ku pegang, seketika mereka juga terdiam. Aku yakin, mereka juga sama seperti aku. Takut.
Belum hilang rasa takutku, lagu yang kuputar di komputer berhenti.
Di pojok ruang laboratorium, samar-samar aku melihat seorang perempuan berkebaya putih dengan wajah pucat pasi yang mempunyai rambut panjang sepinggang dan dibiarkannya menjuntai tak beraturan.
Sambil tersenyum kepada kami, perempuan itu berkata dengan sangat lembut, “Iya, itu punyaku”.
Bersamaan dengan itu, tiba-tiba seluruh ruang laboratorium gelap gulita, aku merasa tubuhku sangat ringan, seakan-akan melayang, lalu terkulai lemas dan terhempas.