HARIAN MERAPI- Kisah cerita horor tentang keangkeran kamar di rumah sakit 2, pada malam Jumat Kliwon ada pasien baru.
Bukan hanya Sri Dariyah yang mengetahi keangkeran kamar 7 dan kamar 8 tetapi Dardiana (nama samaran) yaitu Satpam di rumah sakit tersebut juga pernah mengetahuinya.
Dardiana adalah Satpam yang sudah lama bekerja di rumah sakit tersebut. Ia mengikuti pendidikan Satpam juga di kota Yogyakarta.
Setelah selesai mengikuti pendidikan ia langsung mendaftarkan diri untuk menjadi Satpam di rumah sakit tersebut.
Kebetulan Rumah Sakit itu membutuhkan tenaga Satpam jadi langsung ia diterima. Dardiana rumahnya tidak dekat Rumah Sakit tetapi agak jauh kurang lebih ada 10 km.
Ia kerumah sakit dengan mengendarai sepeda motor. Biasanya pukul 07.30 WIB ia sudah sampai ditempat kerja. Memang sebagai Satpam harus datang lebih dulu dibandingkan dengan pegawai yang lain.
Demikian juga pulangnya tidak boleh mendahului pegawai-pegawai yang lain.
Tugasnya pun juga bergilir tidak siang hari terus tetapi juga malam hari. Dia yang bertanggung jawab keamanan di Rumah Sakit. Di Rumah Sakit tersebut Satpamnya tidak hanya Dardiana saja teapi masih ada dua yang lain.
Baca Juga: Mengapa kereta api tidak bisa mengerem mendadak, begini penjelasan dari PT KAI
Di samping tugas keamanan ia juga membantu mendorong kursi roda bila ada pasien yang memerlukan kursi roda. Lebih-lebih kalau ia bertugas di UGD. Ia sering juga memberi nomer pasien yang datang untuk mendaftarkan.
Pada malam Jumat Kliwon ada pasien yang baru ditempatkan di kamar nomer 7. Pasien tersebut adalah penderita sakit jantung.
Ia baru saja diobati di UGD sejak sore hari. Karena penyakitnya agak parah maka harus opname.
Dia sebenarnya menghendaki di kamar kelas tiga, tetapi kamar kelas 3 penuh maka lalu ditempatkan ke kelas dua kamar nomer 7.
Sedangkan di dekatnya yaitu kamar nomer delapan sudah ada yang menempati penderita radang usus yag sudah 4 hari di kamar itu.
