“Anak Santi hanya demam. Begitu sampai di rumah sakit, dia akan segera memegang dan bermain dengan boneka lucu itu. Atau mungkin bahkan nanti akan terus membawanya kemana pun pergi.”
Setelah membayar di kasir, aku dan Erika segera menuju rumah sakit. Santi sendiri yang membuka pintu ruangan sambil menggendong anaknya.
“Gimana sayang? Sudah enak badannya?” tanyaku sambil memegang keningnya. Santi bilang, sejak sore anaknya sudah tidak panas. Mungkin besok sudah bisa dibawa pulang.
“Syukurlah,” ucapku. Boneka yang aku bawa, langsung aku serahkan kepada si kecil, namun dia menolaknya.
“Ya, sudah. Tante taruh di tempat tidur ya Sayang, nanti main bersama boneka ya,” ucapku sambil mengelus rambutnya yang ikal.
Aku tidak lama berada di rumah sakit karena harus segera ke hotel untuk istirahat. Besok pagi aku harus melanjutkan perjalanan dinas ke kota lain. (Seperti dikisahkan Isna Nur Isnaini di Koran Merapi) *