HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri boneka untuk anak Santi 1
Santi sudah berpisah dengan suami sejak mengandung tujuh bulan.
“Erika, kok aku dari tadi tidak melihat Santi ya?” tanyaku pada staf admin di kantor cabang setelah selesai makan siang.
Baca Juga: Marcus Rashford Teken Perpanjangan Kontrak, Jonny Evans Kembali ke Manchester United
“Anaknya sakit, Bu. Demam. Tapi barusan saya dapat kabar sudah dibawa ke dokter dan dirujuk untuk rawat inap,” lanjut Erika.
Meski hanya sekitar satu bulan sekali aku melakukan kunjungan ke kantor cabang tempat Santi bekerja, aku lumayan akrab dengan semua staf. Hampir setiap ada waktu aku mengobrol ngalor ngidul dengan mereka.
Dari cerita Santi, aku tahu bahwa dia seorang single parent dengan satu anak berusia 2 tahun. Kini mereka tinggal bersama kedua orang tua Santi.
Anak Santi belum pernah melihat wajah bapaknya. Meski tinggal di satu kota yang sama, katanya tidak pernah menanyakan kabar, apalagi menengok anaknya.
Santi dan suaminya berpisah ketika si anak masih dalam kandungan tujuh bulan. Surat cerai Santi terima beberapa bulan setelah kelahiran anaknya.
Santi sudah berusaha mati-matian untuk mempertahankan biduk rumah tangga. Namun suaminya yang ringan tangan, membuatnya tidak tahan.
Baca Juga: Resmikan Kebun Buah dan Eduwisata Bendosari, Ini Harapan Bupati Sleman
Bahkan janinnya nyaris keguguran karena suaminya memukul dan menyeretnya dari kamar mandi sampai ke ruang tamu.
Aku tidak pernah tahu kasus apa penyebabnya karena menurutku, bertanya sama saja membuka luka batin Santi.
Yang aku tahu dari ceritanya, puncak keributan rumah tangganya terjadi saat kandungan berusia 7 bulan tersebut. Setelah babak belur dihajar suaminya, Santi memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya.
“Erika, bisa nggak nanti pulang kantor, temeni ke rumah sakit. Aku mau nengok anak Santi mumpung di sini. Besok kan aku harus kunjungan ke cabang lain,” ucapkan pada Erika.
