Seharusnya sebelum melewati pos kamling kios kopi itu terlihat, tetapi Malik hanya melihat tempat pembuangan sampah yang biasa dirinya lewati.
Pembuangan sampah itu penuh dengan belukar rumput dan jarang sampah-sampah diangkut oleh petugas kebersihan atau pun dibakar.
Baca Juga: Puluhan pedagang buah Salatiga segera dipindahkan, disiapkan puluhan lapak baru
Hari beranjak sore dan kantor hampir tepat pukul lima, layar monitor telah tampak bising bagi Malik. Karena sudah beberapa kali izin, dirinya harus menyelesaikan pekerjaan yang terkendala.
Tetapi muncul rembesan suara wanita bersenandung, jemari Malik berhenti mengetik karena penasaran, anehnya tidak ada siapa-siapa.
Gagang pintu bergerak, membuat bulu kuduk Malik terperanjat. Pintu terbuka, ternyata atasannya tengah berkunjung mengecek ruangan.
“Lho, pak Malik kok belum pulang? Ayo balik. Nanti jam lima akan ada pemadaman lampu. Sudah, pekerjaannya lanjut besok saja. Masak lima hari berturut-turut lembur? Kantung matanya sampe menghitam.” (Seperti dikisahkan Ichsan Nuansa di Koran Merapi) *