Petung Jawa weton Minggu Pon 11 Juni 2023, bisa amrih tyasing liyan, narima satitah

HARIAN MERAPI - Menurut Petung Jawa untuk weton Minggu Pon 11 Juni 2023, bisa amrih tyasing liyan, narima satitah, satibaning kangelan tansah oleh gawe.

Simak artikel berikut yang membahas Petung Jawa weton Minggu Pon 11 Juni 2023 (22 Dulkaidah 1956 Ehe).

Bakat berdagang atau bertani, 'olah dagang utawa olah tetanen', bisa terjun langsung di lapangan atau cukup duduk manis di belakang meja sebagai tenaga ahli. Pepesthenne, tekun dalam beragama.

Baca Juga: Rumah 3 janda di Sedayu peroleh bantuan pemasangan instalasi listrik, Rektor UMBY: Semoga bermanfaat

Minggu Pon 11 Juni 2023 awal Wuku Kuranthil kasinungan, 'bisa amrih tyasing liyan, narima satitah, satibaning kangelan tansah oleh gawe, ing tembe ana begjane'.

Ramah pada sesama, menerima apa adanya, apa yang dilakukan meski mengalami kesulitan pasti ada hasilnya, nantinya akan mendapatkan kebahagiaan.

'Sengkala bilahine tiba amemenek', menderita lantaran jatuh dari memanjat. Bisa karena memanjat pohon, atau olahraga panjat tebing.

Rentan sakit, 'ampeg kaya seseg lan sirah', seseg lantaran alergi hawa dingin, atau memang punya penyakit keturunan.

Baca Juga: Tembakau memiliki banyak manfaat dan punya nilai ekonomis tinggi, Dosen UI : tidak selalu mengenai rokok

Akibatnya sirah gampang pusing, tujuh keliling. Jangan dibiarkan begitu saja, karena sakit bisa tambah menjadi-jadi.

Sumber penyakit adalah, 'guna yakni dipenggawe ing wong', namun karena tekun dalam beragama, mudah-mudahan perbuatan jahat orang lain itu kandas dengan sendirinya.

Perbanyak amal ibadah da mohon lindungan Tuhan YME, agar dijauhkan dari bencana.

Wariga Gemet (rincian) baik dan buruknya adalah, 'ala, nanging ngupaya wong wadon gelis oleh'. Dalam berburu rezeki banyak masalah yang harus diselesaikan, belum semua pekerjaan menghasilkan.

Baca Juga: Petilasan Keraton Pajang semula disebut Gumuk Gedhong Pusoko, dulu terkenal keramat dan gawat

Tetapi mencari jodoh, cepat mendapatkan. Sumber masalah berada di Bawah menghadap ke Atas, selama tujuh hari janganlah menuju sumber masalah.

'Jabung Kala (reribet) Wuku Jaya Bumi ana Ngisor marep Mandhuwur, sajroning pitung ndina aja tumurun Mangisor. Kala mendhem'. (Oleh: Ki Sabdo Dadi) *