Di ruang itu masih ada 3 saudara Herman yang sedang menyaksikan acara ritual tersebut.
Suhu Myanmar bisa berbahasa Tiochiu, oleh sebab itu tidak ada masalah dalam komunikasi.
Setelah proses ritual akhirnya Suhu mulai berkomunikasi dengan para makhluk mistis tersebut, dari situlah kita mengetahui asal usul para keluarga hantu tersebut.
Ternyata para hantu yang menghuni di ruko ini betul-betul satu keluarga.
Pada saat hidup, mereka sekeluarga adalah pelayan seorang Kapitan Belanda & Jepang yang bernama Tan Ah Kiaw.
Tan adalah Kapitan di posisi kecil di Selat Malaka.
Para keluarga hantu sebelum meninggal bekerja dengan Kapitan Tan yang baik hati dengan mereka hingga akhirnya Kapitan Tan meninggal tanpa wasiat.
Akhirnya keluarga ini dijual paksa sebagai budak oleh para VOC ke Batam dan akhirnya meninggal di rawa – rawa tepatnya di bawah ruko sekarang ini.
Mereka meninggal tanpa alasan yang jelas, arwah mereka gentayangan sejak itu.
Menurut Suhu, Herman sangat mirip dengan Kapitan Tan dan para keluarga hantu mengira Herman adalah mantan tuannya.
Baca Juga: Hati-hati cari jodoh lewat aplikasi online, bisa mengarah prostitusi
Walaupun sering muncul tetapi mereka tidak pernah menyusahkan Herman, malahan toko Herman di ruko ini selalu ramai dengan pengunjung karena aura pelaris oleh keluarga hantu ini.
Akhirnya Herman membuat kesepatan dengan para keluarga hantu melalui komunikasi oleh Suhu.
Mereka diharapkan tidak muncul di hadapan manusia tapi mereka akan selalu diberi sesajen oleh Herman setiap minggunya.