"Yah, semua ada sisi positif dan negatifnya Mas. Tapi apa bisa disebut keadilan jika tanpa proses pengadilan? Dan setiap manusia juga bisa berubah kan..? Kita tidak bisa merubah masa lalu, tetapi kita bisa menentukan masa depan jadi lebih baik mumpung Masnya masih muda." kata lelaki itu.
"I..iyaa Bang." jawab Harun.
"Sudah Mas semua 15 ribu." kata lelaki itu.
"Oh iya Bang." jawab Harun.
"Wah, belum ada kembaliannya Mas." kata lelaki itu.
"Yahh..."
"Ya sudah, saya nyari rokok dulu." kata lelaki itu.
Karena terlalu lama menunggu lelaki tukang tambal ban, Harun yang sudah bosan akhirnya bermain game di ponselnya.
Tiba-tiba datang seorang bapak-bapak menghampiri Harun.
"Permisi. Nunggu siapa Mas." kata bapak itu.
"Nunggu tukang tambal ban, Pak." jawab Harun.
"Tambal ban ini sudah tutup dari 30 tahun yang lalu. Lihat tuh gak ada alat yang berfungsi. Jangan-jangan Masnya baru ketemu "dia"?" kata bapak itu.
"Dia. Maksudnya siapa, Pak?" tanya Harun.
"Dia, Si pemilik bengkel ini. Namanya Mang Kohar. Yah kadang ia sering menampakkan diri, sekadar iseng atau membantu orang."
"Mungkin untuk mengingatkan kita bahwa dia pernah hidup atau dia ingin orang tahu kisahnya. Sekarang saya sarankan Masnya untuk pulang saja ke rumah." kata bapak itu.