Dan orang-orang mulai menyebut mereka dengan nama Petrus (penembak misterius).
Petrus menjadi momok yang sangat menakutkan bagi para preman.
Kabar burung mengatakan, jika ada segerombol orang naik jip dan menjemput paksa preman, dapat dipastikan preman tersebut mati.
Mayat mereka tidak disembunyikan, tapi dibiarkan dan bahkan di buang di tengah keramaian.
Mungkin hal itu digunakan sebagai shock terapi untuk para preman lainnya.
Hantu yang kamu temui dulunya seorang yang disegani. Dia biasa dipanggil Mang Kohar.
Suatu hari dia diculik Petrus. Walaupun dia membela diri, mereka tidak peduli.
Dia ditembak tepat di kepala dan dadanya. Mayatnya pun ditinggal di bawah pohon beringin.
Keesokan harinya, mayatnya menjadi tontonan para warga.
Tua, muda bahkan anak-anak disuguhi tontonan mayat Mang Kohar.
Mayat Mat Kohar pun ditinggal di bawah pohon beringin.
Keesokan harinya, mayatnya menjadi tontonan para warga. Tua, muda bahkan anak-anak disuguhi tontonan mayat Mang Kohar.
Arwah Mang Kohar pun akhirnya menjadi gentayangan. Hantunya lebih dikenal warga sebagai hantu Petrus.
"Jaman dulu, orang saja takut pakai tato. Beda dengan jaman sekarang Mas, mau pakai tato bahkan mau kritik pemerintah sekarang bebas melakukannya." lanjut lelaki itu.
"Tapi Bang, bukannya itu bagus kejahatan jadi berkurang." Jawab Harun.