Kabar kandungan Rati yang kempes serta-merta menyebar. Dari satu mulut ke banyak mulut.
Rati seharusnya melahirkan normal. Berbulan-bulan mengandung tak ada kelainan.
Diperiksa secara medis, ada janin di kandungannya.
Lantas, kemana janin itu?
Sehari sampai sebulan, sejak peristiwa itu, berbagai dugaan tak terelakkan.
Hal yang tak masuk akal. Janin yang dikandung Rati mungkin dibawa makhluk halus.
Mungkin dipindahkan ke rahim perempuan lain. Mungkin ada pihak yang tak suka melakukan guna-guna.
Tetangga hanya bisa menerka. Sebulan, dua bulan, setahun.
Waktu terus berjalan. Pembicaraan soal janin Rati akhirnya menguap.
Namun, bagi penduduk yang sudah sepuh, “keajaiban” yang terjadi pada tubuh Rati dijadikan pepeling.
Anjuran bijak para tetua agar selalu eling marang Gusti.
Saat istri hamil sampai melahirkan diupayakan banyak berdoa, sembahyang, dan sejenisnya agar tak diganggu makhluk halus. - Nama samaran. (Seperti dikisahkan Hendra Sugiantoro di Koran Merapi) *