Maya tak ditemukan. Maya seperti hilang di telan bumi. Kemanakah Maya?
“Mungkin dibawa kuntil anak?” celetuk salah satu penduduk desa.
Pak Satori dan istrinya gelisah setengah mati.
Dicek lagi di rumah, batang hidung Maya tetap tak tampak.
Berita hilangnya Maya terdengar di telinga Pak Kasim, imam masjid desa.
Pak Kasim pun turut menelusuri setiap jalan dan ruas desa yang biasanya untuk bermain Maya dan teman-temannya.
Dengan naluri dan perasaan entah apa, Pak Kasim berhenti di depan pohon sawo.
Pohon sawo itu dikelilinginya sambil mengucap doa.
Baca Juga: Pengalaman misteri Surti setiap malam mendengar suara tentara berbaris di dekat Taman Makam Pahlawan
Pak Satori dan istrinya serta beberapa penduduk hanya mengamati.
Dan, tiba-tiba mereka melihat seakan tak percaya.
Ada Maya yang sedang duduk bersandarkan pohon sawo dengan mata sayu. Tubuhnya lunglai dan hanya diam saja.
“Nduk,” seru ibu Maya sambil menggoncang bahu anaknya.
Pak Kasim mengusap kepala Maya. Setelah itu Maya digendong bapaknya pulang.