HARIAN MERAPI - Ki Ageng Kedu melanjutkan perjalanan hingga tiba di desa Sendang. Ki Ageng Kedu berkeinginan untuk bertempat tinggal di desa ini. Kemudian dia membuat rumah sederhana.
Di sini Ki Ageng Kedu mengawali tugas sucinya, syi’ar agama Islam. Benih padi dari Bermanti jenis ‘rajalele’ dan ‘cempa’. Untuk benih tembakau jenis bibit unggul.
Berkat kedua macam tanaman itu, lama kelamaan daerah ini menjadi daerah pertanian yang subur makmur di lereng Gunung Sumbing. Ki Ageng Kedu juga memelihara berbagai jenis unggas.
Baca Juga: Ki Ageng Makukuhan sosok penyebar agama Islam di kawasan Gunung Sumbing - Sindoro
Salah satu unggas kesayangannya adalah ayam jago yang berbulu dan bertubuh hitam mulus. Ayam jago itu bila diadu selalu menang dan tak terkalahkan.
Di lereng Gunung Sindoro sisi barat ada desa bernama Garung. Dalam melaksanakan syi’ar agama Islam di sini, Ki Ageng Kedu menerapkan petunjuk Sunan Kalijaga dengan terlebih dahulu mengajarkan kepada mereka cara bercocok tanam.
Ketika warga desa Garung sedang beristirahat melepas lelah, Ki Ageng Kedu memanfaatkan kesempatan itu. Ki Ageng Kedu mendekati salah seorang di antara mereka, dan dengan wajah yang ramah bertanya, “Paman, tunjukkan kepada saya, di mana ada sumber air yang jernih?”
Dijawabnya, “Agak jauh dari tempat ini ada pancuran yang jernih airnya. Mari saya antarkan Ki Ageng”. Di pancuran itu Ki Ageng Kedu berwudhu dan perlahan-lahan melepas jubahnya yang digelar di depan tempat berdiri.
Dia melaksanakan sholat Dhuhur sampai selesai. Orang-orang di sekitarnya memperhatikan apa yang sedang dilakukan Ki Ageng Kedu. Banyak yang merasa heran, Ki Ageng Kedu sedang melakukan apa?
Ki Ageng Kedu menjelaskan, bahwa dia melaksanakan sholat untuk menyembah dan memohon kepada Gusti Allah SWT agar supaya tanamannya dapat tumbuh subur dan terbebas dari gangguan hama. Banyak warga yang tertarik dengan cerita Ki Ageng Kedu yang memang pandai dalam bercerita.
Sehingga orang-orang desa Garung sedikit demi sedikit mencontoh apa yang dilakukan
Ki Ageng Kedu. Dan akhirnya, banyak warga desa Garung yang memeluk agama Islam.
Berita Ki Ageng Kedu telah berhasil melaksanakan syi’ar agama Islam dan membuat subur daerah Kedu itu tersebar ke seluruh kadipaten. Bahkan, kabar tersebut tersebar sampai ke Kudus.
Sunan Kudus memanggil Ki Ageng Kedu agar dapat memberi laporan, apakah benar kabar tersebut. Perjalanan Ki Ageng Kedu ke Kudus sendirian. Ki Ageng Kedu membawa ayam kesayangannya seekor ayam jago yang warna bulu dan tubuhnya seluruhnya hitam.