Di sisi lain, anak kandung Wahid, sangat jarang mengunjungi ayahnya. Tiap datang ke rumah ayahnya, gadis remaja itu pasti ada maunya. Minta dibelikan sepeda motor, HP, dan barang mahal lainnya.
Di belakang punggung Wahid, para tetangga berkasak-kusuk. Mereka menyimpulkan bahwa kondisi yang menimpa Wahid sebetulnya adalah karena kabotan jeneng.
Apakah benar nasib buruk Wahid dikarenakan kabotan jeneng? Entahlah. Hidup itu memang penuh misteri. (Dikisahkan Endang S. Sulistiya yang ditayang di Koran Merapi edisi 9 April 2024) *