HARIAN MERAPI - Bagian kedua cerita misteri jembatan di ujung kampung, sepeda motor yang di depan tak kunjung berjalan.
Jembatan yang harus mereka lewati cukup sempit, hanya bisa dilewati satu sepeda motor, tidak bisa berpapasan, sehingga jika ada sepeda motor dari seberang, mereka harus mau saling bergantian.
Selain sempit, jembatan ini juga lantainya tidak rapat dan akan berbunyi glodakan setiap ada yang melewatinya.
Baca Juga: Cerita misteri jembatan di ujung kampung 1, berangkat ke Kampung Kidul untuk nonton pagelaran wayang
Lebih mengerikan lagi, sungai di bawah jembatan ini sangat dalam dan penuh bebatuan besar.
Di kanan kiri sungai pohon-pohon besar yang dililit tanaman sulur-suluran menjuntai berdiri tegak dan rapat.
“Tunggu dulu, Bro! Lihat di seberang ada sepeda motor yang mau lewat. Biar dia
lewat duluan,” Koko memberi aba-aba kepada teman-temannya supaya mau berhenti dan menunggu dulu, memberi jalan pada sepeda motor di seberang yang akan melewati jembatan terlebih dahulu.
“Siap!!!” sahut teman-temannya.
Baca Juga: Cerita misteri makhluk gaib penunggu Tanjakan Darsono
Dua menit… lima menit… Mereka menunggu, tapi sepeda motor di depan tak juga kunjung berjalan.
Sepuluh menit…. Semua mulai tidak sabar. Sepeda motor di seberang tak juga berjalan.
“Silakan lewat dulu!” seru Koko kepada pengendara sepeda motor di seberang
jembatan. Pengendara sepeda motor di seberang mengedip-ngedipkan lampunya.
Tapi walau mereka sudah menunggu lagi, sepeda motor itu masih belum juga lewat. Lampunya terus berkedip menyorot ke arah mereka.
Baca Juga: Cerita misteri pedagang hek di ujung kampus
“Ini orang kenapa, sih? Sudah disuruh jalan kok, tidak mau jalan juga,” para pemuda ini mulai menggerutu. Tapi motor di seberang tak juga lewat.