Dibongkarlah gundukan tanah tersebut. Apa yang ditemukan disana semuanya yang mengelilingi rumpun bambu pagi itu dibuat tercengang dan kaget. Mereka dengan mata kepala melihat tulang belulang bayi yang ada di dalam gundukan bawah rumpun bambu tersebut.
Setelah rembugan Pak Ustad segera memimpin doa dan warga lain mencari kain kafan dan memindahkan jasad tulang belulang bayi tersebut di makam yang semestinya agar tidak mengganggu warga.
Sejak pemindahan tulang belulang di bawah rumpun bambu tersebut kini iudak ada lagi suara tangis bayi yang memilukan. (Dikisahkan Aris Irianti di Koran Merapi) *