Sementara kala bu Yanti hendak menuju ruang Guru dan melewati UKS, disana nampak Agasi yang ling lung minta diantar pulang.
Sejak saat kajadian itu Agasi menjadi anak pendiam dan tidak pernah mengulangi hal-hal seperti mbolos lagi. Ia masih trauma permen raksasa menimpa wajahnya lagi. (Seperti dikisahkan Aris Irianti di Koran Merapi)*