HARIAN MERAPI - Bagian pertama dari cerita misteri dendam korban rudapaksa, gadis-gadis itu dipaksa melayani nafsu tentara Jepang.
Ini peristiwa yang terjadi di Kliripan (Wilayah Kapanewon Kokap) menjelang kalahnya tentara Jepang terhadap tentara sekutu (Inggris, Amerika).
Kliripan adalah kampung yang telah terkenal pada jaman Belanda, Jepang dan Republik Indonesia. Mengapa demikian? Karena di tempat itu terdapat tambang manqan (batu hitam).
Baca Juga: Kisah mistis tukang ojek mengantar wanita cantik di malam yang dingin
Batu hitam itu digunakan untuk campuran besi. Pada zaman penjajahan Belanda tambang itu dikelola oleh Belanda dan hasilnya dibawa ke negeri Belanda.
Pada jaman Jepang tambang itu dikelola oleh Jepang dan hasilnnya dibawa ke negara Jepang. Pada jaman RI tambang itu dikelola oleh orang Indonesia tetapi dijual ke luar negri.
Waktu jaman Belanda juga banyak orang Belanda yang tinggal di Kliripan demikian juga waktu jaman penjajahan Jepang banyak juga orang Jepanag yang tinggal di Kliripan. Penjajah Belanda kejam tetapi jauh kejam penjajah Jepang daripada penjajah Belanda.
Kekejaman Jepang di Kliripan inilah yang akan Penulis ungkap. Bila pekerja Indonesia di tambang ini agak malas pasti dipukul dengan besi sampai pingsan.
Baca Juga: Cerita misteri penjual bakso diborong keluarga kuntilanak
Karena orang Jepang (tentara) lama meninggalkan isterinya mereka kerap kali memperkosa gadis gadis yang tinggal di sekitar tambang itu.
Mereka pandai untuk mengumpulkan gadis gadis itu. Katanya gadis gadis itu akan diajari menjahit. Nanti kalau sudah pandai menjahit akan dijadikan tukang jahit.
Disamping dilatih menjahit juga dilatih menyanyi. Memang di kantornya itu ada beberapa mesin jahit dan alat-alat musik untuk menyakinkan gadis-gadis yang diundang oleh Jepang.
Tetapi kenyataannya kalau sudah sampai kantor dimandikan oleh pembantunya Jepang (orang Indonesia) lalu diganti pakaiannya dengan kain transparan.
Baca Juga: Cerita misteri ketika belut siluman menerkam Iwan
Lalu dibimbing masuk kamar. Di kamar telah ditunggu oleh 2 atau 3 orang tentara Jepang yang telah telanjang.