Cacaw berusaha menyampaikan apa yang dialaminya, namun keraguan dan rasa takut membuatnya ragu.
Cacaw terdiam, matanya kosong, namun suaranya berbisik, menceritakan kengerian yang dialaminya. Sosok misterius yang mengikutinya adalah penjaga desa, terikat kutukan kuno untuk mencari pengorbanan bagi ritual penangkal bencana. Cacaw, yang telah dirasuki kekuatan desa, adalah kunci utama ritual tersebut.
Gali, Tano, dan Sardula terperangah. Rasa takut dan kebingungan melanda mereka. Cacaw, sahabat mereka, terancam menjadi tumbal untuk menyelamatkan desa yang bahkan tidak mereka kenal.
Di tengah kepanikan, Sardula, si pemberani, bangkit dan menyatakan tekadnya. ''Kita tidak akan membiarkan Cacaw menjadi korban. Kita harus mencari cara untuk mematahkan kutukan ini!" (Dikisahkan Rizkyana Iswahyuni/Sastra Indonesia UAD di Koran Merapi)*