HARIAN MERAPI - Bagian terakhir atau kelima cerita misteri diganggu ular jengger di tikungan jalan, makhluk halus itu ternyata marah karena raungan sepeda motor.
Nyai Sapu Satiti menyanggupi permintaan ayahnya Rohman itu dan disuruh membawa Rohman ke rumahnya Daldiri. Syaratnya harus membawa daun gambleh dan minyak zaitun. Penyembuhannya tidak boleh samapai matahari terbit.
Malam hari itu pula ayahnya Rohman mengambil Rohman dibawa ke rumah Daldiri dan ia menyiapkan minyak zaitun dan daun gambleh. Yang disebut daun gambleh adalah daun mengkudu (pace) tetapi kalu untuk obat disebut daun gambleh.
Setelah sampai rumahnya Daldiri penyembuhan segera dimulai. Ayahnya Rohman menjelaskan
bahwa anaknya itu membonceng Daldiri.
Ia terpelanting dan kepalanya terkena pantulan pohon lamtara. Maka kepalanya terasa pusing secara tidak sadar (gerak reflek) selalu membenturkan kepalanya pada benda-benda keras.
Nyai Sapu Satiti bilang :”Itu kecil saya sanggup menyembuhkannya”. Ia lalu menelpon Kyai Jengger Mengkirik secara ghoib:”Halo Kyai masih ada yang Kyai ganggu yaitu pemboncengnya Daldiri yang kepalanya terus ingin dibenturkan pada benda benda keras sembuhkan sembuhkan!”.
Jawab Kyai Jengger Mengkirik :” Siap saya sembuhkan”.
Upaya penyembuhan segera dimulai. Rohman disuruh tiduran terlentang dikain kafan matanya ditutup dengan pita merah. Dan diatas pita merah ditutup dengan daun gambleh yang telah diolesi dengan minyak zaitun.
Kemudian Nyai Sapu Satiti menyulut (menghidupkan) tiga buah ratus. Setelah ratus menyala ia menengadah keatas dan berseru :”He Jin Setan Gendruwo Wewe Peri Danyang menyikirlah semua penyakitnya Rohman saya tarik lepas lepaskanlah”.
Rohman bangun lalu duduk dan membuka semua tutup matanya dan berseru :” Saya sembuh
saya sembuh”.
Nyi Sapu Satiti mengakhiri upacara penyembuhan dan mematikan 3 ratus yang menyala.
Kemudian ia menjelaskan bahwa penyakitnya Daldiri dan Rohman diganggu oleh Ular Jengger
(Kyai Jengger Mengkirik) yang marah karena Daldiri meraung raungkan sepeda motornya
menyebabkan cucunya Kyai Jengger Mengkirik terkejut bangun dan selalu menangis.
Mendengar penjelasan itu Daldiri dan Rohman tidak akan menggunakan sepeda motor
yang suaranya mengganggu masyarakat sekitarnya.