Nyai Sapu Satiti melepaskan tangannya dari tangan Daldiri. Ia mengatakan bahwa Kyai Jengger Mengkirik sudah pergi dan tangan Daldiri sudah sembuh.
Malam hari itu pula ayahnya Rohman datang dan meminta tolong kepada Nyai Sapu Satiti agar menyembuhkan Rohman dari sakitnya. Ayahnya Rohman menerangkan bahwa Rohman selalu membenturkan kepalanya pada tembok atau benda keras.
Kepalanya dalam bahasa Jawa disebut monyong monyong (bengkak) secara reflek ia selalu membenturkan kepalanya pada benda-benda yang keras.(Dikisahkan Drs. Subagya di Koran Merapi) *