Perayaan Suran Seniman Padepokan Seni ‘Tjipta Boedaja’ Magelang, wajib menggelar wayang orang sakral lakon Lumbung Tugu Mas

photo author
- Sabtu, 17 Agustus 2024 | 19:00 WIB
Pagelaran Wayang Orang Sakral lakon 'Lumbung Tugu Mas' (MERAPI-AMAT SUKANDAR)
Pagelaran Wayang Orang Sakral lakon 'Lumbung Tugu Mas' (MERAPI-AMAT SUKANDAR)

HARIAN MERAPI - Tahun ini, perayaan Suran Seniman Padepokan Seni ‘Tjipta Boedaja’ digelar pada hari Kamis Legi, Jum’at Pahing, Sabtu Pon, Ahad Wage, Senin Kliwon dan Selasa Legi, tanggal 11, 12, 13, 14, 15 dan 16 Sura 1958 Je atau tanggal 18, 19, 20, 21, 22 dan 23 Juli 2024 Masehi.

Acara ritual Suran Seniman ini masih terasa sakral. Namun tidak lepas dari nafas agama Islam, meski tetap dibingkai dengan Budaya Jawa. Rangkaian acaranya tidak bisa lepas dari ‘pakem’ atau pedoman yang wajib dilaksanakan.

Yaitu berdoa bersama di cungkup makam Rama Yoso Soedarmo dengan membaca Surat Yasin, menyediakan dan memasang sesaji-sesaji di tempat-tempat tertentu dan menabuh gamelan Uyon-uyon Candhi yang mengumandangkan gending-gending Sri Wilujeng, Subakastawa, Uga-uga, Sri Kacarios, Sri Rejeki, Asmaradana, Kutut Manggung dan Pangkur.

 

Pada malam tirakatan digelar tarian sakral ‘Kembar Mayang’, tarian kreasi Eyang Yoso Soedarmo yang ditarikan oleh sembilan orang gadis dan ketika menari harus dalam keadaan suci.

Gerak tariannya bermakna sebagai doa untuk memohon keselamatan, ketenteraman, perlindungan dan kesuburan bagi warga dusun ini.

Pagelaran wayang orang sakral dengan lakon ‘Lumbung Tugu Mas’ wajib dipentaskan pada malam tirakatan. Cerita wayang ini menggambarkan turunnya Dewi Sri, dewi lambang kesuburan ke Mayapada.

Dewi Sri akan dilamar Bethara Kala tetapi dapat meloloskan diri dari Kahyangan dan turun ke Mayapada. Pagelaran wayang orang sakral ini juga bermakna sebagai doa agar warga dusun Tutup Ngisor.

 Baca Juga: Puan Maharani Jelaskan Alasan Megawati Tak Hadiri Upacara HUT ke-79 RI di IKN

Pagi harinya, dilaksanakan Kirab Jathilan yang diawali dengan berdoa di makam rama Yoso Soedarmo yang berada di belakang padepokan. Di sini para seniman memanjatkan doa dan
mohon restu agar pelaksanaan Suran Seniman ini dapat berjalan dengan lancar tanpa halangan.

Disamping itu juga untuk mohon keselamatan bagi warga dusun ini. Kirab Jatilan yang diikuti para seniman berjalan mengelilingi pendapa padepokan tiga kali.

Selanjutnya perjalanan kirab mengelilingi dusun Tutup Ngisor, juga tiga kali dengan arah putaran ke kanan.

Kirab membawa sapu regel, munthu, tampah dan centhong, linggis, serta canggah
(tombak bercabang dua).

 Baca Juga: PSIM Jogja Tetap Gelar Latihan Normal Jelang Laga Persahabatan Lawan PSPS Pekanbaru Besok Sore

Dalam kirab ini, tampah (nyiru) ditabuh dengan centhong dan linggis dipukul dengan munthu, ritme suara tabuhannya memiliki daya magis yang dipercaya sebagai ‘tulak balak’.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X