HARIAN MERAPI - Lanjutan cerita misteri uang tumbal pembawa petaka 3, ratus dibakar di muara Sungai Progo akibatnya sekujur tubuh dan kepala Reksadiharja terasa sakit.
Uang seratus ribu temuan yang dipakukan di pohon beringin itu dilepas kain putih kemudian dilipat lalu pak Nitiasmara pulang.
Masih ada satu lagi acara yang akan dilakukan pak Nitiasmara yaitu pembakaran uang Rp.100.000. Uang seratus ribu itu akan dibakar pada malam Selasa Kliwon.
Baca Juga: Cerita misteri uang tumbal pembawa petaka 1, selain sebagai petani Pak Nitiasmara juga menjadi dukun
Pada malam Selasa Kliwon ia berangkat ke muara Sungai Progo beserta Ndaru tetangganya untuk melaksanaan pembakaran uang Rp.100.000.
Adapun ubarampe yang dibawa adalah bunga tiga warna dan ratus. Di tepi muara Sungai Progo pak Nitiasmara dibantu oleh Ndaru mengadakan upacara pembakaran uang tumbal.
Pak Nitiasmara menggelar mori putih 2 meter. Bunga tiga warna ditabur dimori putih. Ratus ditancap di dekat mori. Kemudian Pak Nitiasmara membaca mantra sesudah itu lalu menyalakan ratus.
Jumlah ratus yang dinyalakan ada tiga uang ratusan dibakar (dinyalakan) dengan nyala tiga ratus tersebut. Pak Nitiasmara sambil mengucap : “Saya tidak membakar uang tetapi membakar kepala Buta Ijo yang akan memangsa saya”.
Wuuss, uang itu terbakar lalu terbang ke udara lalu menghilang kemudian terdengar suara keras sekali makin lama makin lemah dan menghilang.
Di desa lain terdengar berita Pak Reksadiharja sakit keras. Sekujur tubuh terasa sakit dan kepalanya terasa dikletak (diterkam) oleh Buta Ijo, sakitnya makin lama makin parah.
Matanya dan telinganya mengeluarkan darah. Oleh keluarganya ia segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
Namun sudah dirawat satu bulan belum ada tanda tanda sembuh karena penyakitnya agak aneh maka ia segera dibawa pulang ke rumahnya.
Baca Juga: Begini cara mengatasi rasa tak bahagia, jangan lupa bersyukur
Kemudian keluarga Pak Reksadiharja mencari orang pintar untuk menyembuhkan Pak Reksadiharja. Kebetulan dekat rumah Pak Reksadiharja ada orang pintar yaitu Kyai Darta Sudira, ia diminta untuk menyembuhkan Pak Reksadiharja.