HARIAN MERAPI - Banyak cara untuk mengatasi rasa tak bahagia, antara lain dengan menulis jurnal bersyukur.
Dengan menulis jurnal bersyukur atau gratitude Journal, rasa tak bahagia akan sirna.
Demikian saran dokter spesialis kesehatan jiwa dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Jakarta, dr Zulvia Oktanida Syarif, SpKJ ketika ditemui seusai acara "Jakarta Berjaga, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta" di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu.
Baca Juga: PSG Juara Liga Prancis 2023/2024
Ia menganjurkan praktik menulis jurnal bersyukur (gratitude journal), semacam diari, secara rutin, sebagai salah satu cara menyirnakan rasa tidak bahagia.
"Buat tulisan tentang hal-hal yang kita syukuri, hal yang sederhana saja pun perlu kita syukuri. Ketika itu dilakukan secara rutin, itu bisa membantu kita menyirnakan rasa tidak bahagia," kata Vivi, sapaan Zulvia,
Vivi mengatakan isi jurnal bersyukur (gratitude journal) sedikit berbeda dari diari kebanyakan orang, karena isinya bukan berupa keluh kesah.
Sebaiknya tidak menuliskan keluh kesah atau membandingkan-bandingkan kebahagiaan sendiri dengan standar kebahagiaan yang berasal dari luar diri.
"Ciptakan bahagiamu sendiri karena setiap orang berhak bahagia dan bahagia itu ternyata segala hal baik yang kita punya," kata Vivi.
Selain itu, Vivi juga menyarankan untuk menuliskan pencapaian-pencapaian sederhana yang disenangi, misalnya bertemu siapa orang yang disenangi, atau melakukan latihan gym agar memacu diri mengulangi kesenangan itu esok hari.
Vivi mengatakan menulis jurnal bersyukur (gratitude journal) dapat membuat manusia belajar untuk menerima realitas dan melihat segala persoalan dari sisi positif.
Bahkan manusia bisa mengubah perspektifnya agar tidak terlalu terpaku pada sisi negatif, sehingga ke depannya ketika persoalan itu datang lagi, dia bisa belajar dari pengalaman.
Baca Juga: Klasemen Liga Premier Inggris: Manchester City Tempel Ketat Arsenal, Liverpool Makin Tercecer
Peran penerimaan yang baik dan penghargaan untuk diri sendiri tadi adalah sesuatu yang sangat mendasar. Ketika seseorang sudah bisa mempraktikkan, mengucapkan penerimaan yang baik terhadap diri sendiri maupun terhadap situasi kehidupan yang dialami, itu akan membantu seseorang menjadi lebih bahagia.