Imajinasi pelukis WOJ Nieuwenkmap bahwa Borobudur bagaikan sekuntum teratai mengambang di tengah telaga dinilai hanya khayalan

photo author
- Rabu, 17 April 2024 | 20:00 WIB
Pedesaan di sekitar candi Borobudur. (MERAPI-AMAT SUKANDAR)
Pedesaan di sekitar candi Borobudur. (MERAPI-AMAT SUKANDAR)

HARIAN MERAPI - Pelukis WOJ Nieuwenkmap menggambarkan bahwa ‘Borobudur bagaikan sekuntum teratai mengambang di tengah telaga, tempat kelahiran baru Sang Buddha’.

Namun imajinasi pelukis WOJ Nieuwenkmap itu bnyk dianggap hanya sebuah khayalan belaka.

Pendapat Caesar Voute yang ditulis dalam buku ‘Borobudur and Its Meaning’ yang diterbitkan dalam tahun 1998, Candi Borobudur dibangun di puncak sebuah bukit buatan.

Baca Juga: Syawal pertegas Islam agama kasih sayang

Untuk membuat bukit itu diperlukan sekitar 50.000 sampai 80.000 meter kubik tanah urug yang diambil dengan menggali lahan di sekitar lokasi candi.

Sehingga bekas tanah galian itu membentuk semacam kolam besar atau parit raksasa di sekeliling candi. Adanya bekas parit raksasa itu tampak jelas bila melihat dan mempelajari foto udara yang dibuat tahun 1968.

Dalam penelitian mikroskopik terhadap tanah yang diambil dari galian di sebelah selatan candi, tidak dijumpai fosil sisa-sisa kehidupan dan lingkungan hidup yang bercirikan air, baik itu tanaman air maupun tumbuhan air (aquatic environment).

Baca Juga: Arca Mbah Belet yang tidak selesai disimpan di Museum Borobudur, dipercaya masih mempunyai kekuatan magis

Menurut hipotesisnya, ketika candi itu dibangun jenis tumbuh-tumbuhan di lingkungan candi sama seperti yang dijumpai sekarang ini yaitu lahan pertanian dan banyak tumbuhan pohon kelapa.

Kesimpulannya adalah, ketika candi Borobudur dibangun telaga prasejarah telah hilang dan candi itu tidak pernah berada di tengah telaga.

Sehingga imajinasi pelukis WOJ Nieuwenkmap, ‘Borobudur bagaikan sekuntum teratai mengambang di tengah telaga, tempat kelahiran baru Sang Buddha’, tidak lebih dari sebuah khayalan puitis seorang seniman, yang tak ada hubungannya dengan fakta dan kenyataan lapangan.

Baca Juga: Ini pentingnya menjaga kesehatan mental menurut psikolog

Para pendiri Candi Borobudur ketika itu pun dalam merencanakan membangun candi itu tidak pernah memilih apakah lokasi itu dulu pernah ada sebuah telaga prasejarah atau tidak.

Meskipun pada kenyataannya sekarang di sekitar candi Borobudur masih tersisa nama-nama desa yang bercirikan tempat berair. (Amat Sukandar/Koran Merapi) *




Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X