HARIAN MERAPI - Cerita misteri hanya dengan modal nekat mereka berani mendaki Gunung Slamet.
Akhirnya mereka pun mendapat pengalaman misteri di gunung tertinggi ke dua di Jawa itu.
Padahal sudah diingatkan, lantaran sebagai pendaki gunung pemula, jangan mendaki Gunung Slamet. Gunung tertinggi nomor dua di tanah Jawa, sesudah Semeru.
Baca Juga: Semarakkan Ngaji Bareng Laskar Sedekah, Kiai Kanjeng lantunkan lagu Gaza Tonight, begini maknanya
Namun peringatan itu diabaikan oleh Tarmizi, Dasma, dan empat kawannya. Hanya bermodal nekat, mereka berenam mencoba mendaki gunung Slamet. Tak ayal, baru sampai Pos 2, nafas mereka sudah ngos- ngosan.
Mereka memutuskan berhenti. Berbagi tugas. Aman, Santo, Suhar, dan Tartono bertugas mendirikan tenda. Sementara Tarmizi dan Dasma menanak nasi, memasak mie, dan menjerang air untuk minum.
Begitu tenda berdiri, keempatnya tiduran di dalam tenda. Sesaat kemudian tertidur. Tarmizi dan Dasma begitu pula. Begitu tugasnya selesai, menyusul tiduran dan tertidur pulas juga.
“Aduh, perutku lapar banget. Hei kanca- kanca, bangun. Kita makan dulu”, ujar Dasma.
Keenamnya akan menyantap hidangan yang telah disiapkan oleh Tarmizi dan Dasma. “Lho kok?!”, teriak Dasma keras- keras. Ternyata, nasi, mie rebus, air matang satu ceret telah ludes...des! Tidak tersisa sedikit pun.
Terjadi perselisihan antara Tarmizi dan Dasma. Dasma menuduh Tarmizi menghabiskan semua makanan dan air minum itu.
“Ah ya enggaklah. Nggak mungkin aku bertindak seperti itu. Sumprit! “, bantah Tarmizi.
Hampir saja terjadi baku hantam antara Dasma dan Tarmizi. Untung bisa dilerai oleh Santo. “Tenang, kawan- kawan. Aku jadi ingat cerita Pak Sutrisna, orang Banyumas yang pernah mondhok di rumah Pakdeku”, ujar Santo.
Menurut Pak Sutrisna, warga di lereng gunung Slamet pada percaya jika di seputar gunung Slamet ada komunitas manusia kerdil. Orang bertubuh kecil tersebut bukan makhluk halus. Tapi manusia biasa.
Manusia kerdil atau liliput itu jika dilihat orang akan lari terbirit- birit. Bersembunyi di semak belukar. Konon, semula adalah manusia biasa.