Namun sejak bergelar pangeran, Ki Ageng Suryomentaram mulai tidak betah tinggal di dalam keraton.
Baca Juga: Forum Islami Remaja Masjid Al Fatah Nglahar Moyudan gelar outbond di Pakem Sleman, ini manfaatnya
Ia gelisah, bosan dan jenuh karena sehari-hari hanya bertemu dengan yang diperintah dan yang disembah.
Ki Ageng Suryomentaram jenuh dengan tata cara hidup di dalam keraton dan ingin keluar.
Seiring dengan itu, nasib hidup Ki Ageng Suryomentaram memuluskan keinginannya itu.
Patih Danurejo VI dilengserkan dari jabatannya.
Namun, ketika itu Patih Danurejo VI tirakat di makam tua dekat langgar atau mushola yang dibangun pada zaman Sultan Agung Hanyokrokusumo.
Setelah bertirakat itu, Patih Danurejo VI urung dilengserkan.
"Karena tirakatnya itu berhasil, Patih Danureja VI lalu memugar langgar yasan Kanjeng Sultan Agung itu”, kata juru kunci terdahulu Makam Ki Ageng Suryomentaram.
Kini, masjid itu masih tegak berdiri di kompleks makam Ki Ageng Suryomentaram, dan telah mengalami pemugaran beberapa kali.
Meski urung dilengserkan, Ki Ageng Suryomentaram sudah terlanjur kecewa.
Apalagi, tidak lama setelah itu Patih Danurejo VI yang merupakan kakeknya itu meninggal dunia.
Lalu, ibundanya juga dipulangkan ke rumah orang tuanya atau diceraikan oleh Kanjeng Sultan HB VII.
Baca Juga: Mesin Traktor Milik Warga Tempel Sleman Digondol Maling, Ini Kronologinya